YEAR END PRESENT

WOW, It's already END off the year, Have I suppose to be happy or sad, but i want to chose to be HAPPY cause all of HIS plan is the perfect one for me, even i haven't feel it right now...

Diawal Tahun sepertinya semua jalan Tuhan bukakan, Tuhan menjawab setiap doa satu demi satu dari usaha yang ingin kami rintis sampai keturunan yang kami impikan.

Tapi dipertengahan tahun seperti taufan yang besar melanda setiap rencana yang tertata rapi itu, semua KANDAS.... Dari kehilangan yang sangat dalam yang aku alami. Kehilangan keturunan yang Tuhan percayakan dalam kandunganku... Aku seperti orang linglung tak tau arah dan tak tau mau kemana...

Menjelang akhir tahun tanpa disangka, usaha yang kami rintis dengan joint bersama beberapa teman, digoncang masalah. Salah satu partner kami ingin menarik modalnya dan ingin mengakhiri kerjasamanya.

Satu-satu Tuhan goncang...

Kalau dipikir secara manusia, apa sich maunya Tuhan dengan semuanya ini.... Kenapa Tuhan yang buka jalan dan sekarang DIA juga yang menutup semua jalan yang dibukakan itu...

Di akhir tahun ini, saya dapat kekuatan dari sebuah cerita: http://mudakompasiana.com/2010/12/06/kado-untuk-samuel/
cerita yang simple tetang perjuangan hidup seorang anak yang terinfeksi HIV.
Dia tidak memilih untuk dilahirkan untuk terinfeksi virus HIV, semua mungkin karena orang tuanya, tapi respon yang dia berikan terutang lewat lagu:

Dalam segala perkara Tuhan punya rencana
Yang lebih besar dari semua yang terpikirkan
Apapun yang KAU perbuat tak ada maksud jahat
Sebab itu ku lakukan semua denganMu Tuhan

Ku tak akan menyerah pada apapun juga
Sebelum ku coba semua yang ku bisa
Tetapi ku berserah kepada kehendakMU
Hatiku percaya Tuhan punya rencana

RM 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang terpanggil sesuai rencana Allah

EARTH = OUR HOME

EARTH = OUR HOME

Pernah keluar kota atau keluar negri? Waktu tiba di rumah, yg terucap "hhhmmm, home sweet home" senak apapun pengalaman yg dialami diluarkota atau di luar negri tetetp paling nikmat rumah sendiri. Dirumah membawa perasaan nyaman dan aman, lega udah sampe di rumah.

Rumah pastilah tempat yang kita pelihara. Dijaga kebersihannya, dipikirkan bagaimana memperindahnya dng prabot2, sirkulasi udara yg masuk, pencahayaan dan sebagainya. Belum lagi bagi yang punya uang rumah juga adalah ukuran prestige dan investasi untuk sebagian orang. Untuk assets dimasa datang.

Bumi adalah rumah "BESAR" kita, maka kita seharusnya memliharanya dengan baik. Tidak ada orang yang sengaja mengotori rumahnya dan memenuhinya dengan sampah, mencoret2 tembok rumah kita sendiri atau membiarkannya kotor. Pasti akan mengambil tindakan untuk merapikan dan memberiskannya.

Sewaktu saya sedang di mobil bersama suami, ada mobil yg MEWAH di depan kami yang mebuang sampah di jalan, lempar aj... Dan suami biasa bilang: "MOBIL SICH MEWAH tp seperti orang tak berpendidikan." Dan saya menimpali BUMI ni kan RUMAH. Klu semua orang buah sampah dirumahnya pasti rumahnya penuh dengan sampah. Lucunya, orang tua saya pernah sangat memuji-muji negara tetangga yang begitu rapi dan bersih, tapi klu di Jakarta yah gak apa lah buang sampah disembarang temoat dan berlaku sembrono. Jika kita mau negara kita seperti negara tetangga kita yang rapi dan bersih, mustinya ini jadi cermin, bagaimana kita berlaku? Apakah berdisiplin seperti rakyat di negara tetangga?

Sekarang sedang ramai efek dari global warming, banyak yang merasakan musibah dari dampak bumi "ngadat" karena ulah penghuninya. Ngak usah ngejelimit mikiran yang susah gimana mengatasi global warming, mari kita mulai dari hal kecil yang bisa kita lakukan dengan TIDAK MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN (walau hal yang kecil seperti struk tol, itu hampir memutihkan rumput disekitar tol karena banyak yg membuangnya dan tidak tepat di tempat sampah yang tersedia malah bertebangan), TIDAK MEROKOK SEMBARANG TEMPAT (tempat-tempat umum), TIDAK MECORET FASILITAS UMUM, BAWA KANTONG SENDIRI WAKTU BERBELANJA, ETC.

Mari kita jaga RUMAH kita dengan lebih baik. MARI KITA MULAI DARI DIRI KITA.

TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK MEMULAI

WANITANYA ALLAH

WANITANYA ALLAH

Kenapa juga terlahir sebagai wanita... Siapa yg bisa milih coba terlahir sebagai apa? Segalanya adalah rencanaNya yg empunya semesta ini. Pasrah dech terima nasib he..he.. Apa harus begitu pasrah..

Akhir-akhir ni sedang merenung apa untungnya jadi wanita yang katanya berperasaan halus, suka sensi dan tidak rasional.. Tapi semakin direnungkan aku menemukan keuntungan terlahir sebagai wanita. Nih enaknya, kehormatan untuk mengandung karena di dalam rahim kita Tuhan membentuk seorang mahluk yang luar biasa yang ditenun dari hari ke hari dengan segala kebaikan dan segala rencanaNya untuk kelangsungan generasi yang akan datang. Dari rahim seorang wanita lah lahir orang-orang besar.. Banggalah jadi wanita yang diberikan rahim oleh Bapa di Surga. Banggalah waktu kita hamil, dan banggalah waktu kamu melahirkan dan menyusui dan membesarkan buah hati yang Tuhan percayakan karena kita (wanita) turut dalam penggenapan rencana Allah dalam mahluk yg Dia ciptakan di dalam kita.

Klu belum mengandung bukan berarti belum bisa merasakan kehormatan yang Tuhan beri. Tuhan beri kita air mata, Tuhan beri kita kemampuan bersosialisasi, Tuhan beri kita kepekaan, Tuhan beri kita sense terhadap keindahan, Tuhan menciptakan kita dengan kelengkapan sebagai wanita yang tidak dimiliki mahluk lain di bumi ini. Mari kita bersyukur untuk kelahiran kita sebagai wanita dan gunakan setiap kelengkapan kita untuk memberikan warna disekeliling kita untuk melengkapi hal-hal yang tidak dimiliki pria bukan sebagai saingannya tapi sebagai partner yang memang itulah tujuan kita diciptakan sebagai wanita.

Aku mau jadi wanita bukan karena hanya aku dilahirkan sebagai wanita tapi karena aku wanitanya Allah yg diciptakan sesuai dengan designnya yg sempurna yang mempunyai segala kelengkapan sebagai wanita, tidak ada yg perlu aku kurangi, tidak ada yg perlu aku tambahai karena aku sempurna adanya. Mari memancarkan WANITA ALLAH yg berbajukan kekuatan dan kemuliaan yg tertawa terhadap hari depan. (Ams 31:10-31)

S A L I B

Menjelang PASKAH ini, saya jadi teringat dengan SALIB KRISTUS, yang telah membuat hidup saya seperti hari ni...
Dari yang minder menjadi percaya diri
Dari yang kuper menjadi ramah dan bisa bergaul
Dari yang tertutup mejadi dapat terbuka untuk terus dipulihkan bersama Allah
Dari yang tidak dikasihi menjadi pribadi yang menyadari betapa besarnya KASIH Allah untuk hidupku
Dari yang berdosa ditebus untuk dapat menjadi AnakNya dapat selalu berada disisiNya berdialog denganNya tanpa ada batasan dosa.

SALIB telah mengubahkan hidup saya dari yang tiada berarti mejadi berarti, tapi sekarang ni saya jadi bertanya masihkah hidup saya berarti buat orang-orang dilingkungan saya?
Apakah SALIB yang dulunya telah pernah mengubahkan hidup saya masih menginspirasi saya senantiasa mempunyai arti untuk hidup ini?

"Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus." Rm6: 10-11

Ups...

UPS...
Ternyata Pas itu tidak selalu pas...
Misalnya pas mau pulang kerja pas ujan gede pas ngak bawa payung pas gak ada tebengan pas susah bajaj, pas naik bajaj di jalan kesiraman air dari mobil yang jalannya cepet banget ditengah2 comberan - kuyup dalam bajaj hiks (komplit sudah penderitaanku he...he...)

Tapi walaupun pasnya kurang "pas"... TETAP aku menemukan KASIH KARUNIA TUHAN dalam setiap situasi apapun... HADAPI AJA dengan HATI SUKACITA dan UCAPAN SYUKUR, karena setiap perkara pasti ada hal yang saya bisa pelajari...

"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan : Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, ttp nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai Sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus" Fil 4: 4-7

pas banget yah... :)

Hari pas banget dapet bus yang mau di tumpangi ber ac dan dapet duduk, tidak desek2an, penumpang-penumpangnya wangi wangi walau sampe kepagian di kantor...
Pas banget lagi cari-cari dompet eh dikasih dompet
Pas banget lagi berdoa buat kerjaan baru eh dikasih kerjaan baru yang didoa2kan
Pas naik bus waktu lalu naik belum ujan tapi setelah berjalan ujannya gede banget tapi waktu mau turun pas ujannya berenti :)
Kalau ada ucapan syukur ada kasih karunia Tuhan buat menghadapi setiap tantangan.

Jalan orang saleh di ratakan oleh karena kebenarannya (Ams 11:5a)

Harga sebuah PANGGILAN

An Anonymous Story called "Daniel's Gloves"
(Author Unknown or is it? Please. Read on..)
I sat, with two friends, in the picture window of a quaint restaurant just off the corner of the town-square. The food and the company were both especially good that day.
As we talked, my attention was drawn outside, across the street. There, walking into town, was a man who appeared to be carrying all his worldly goods on his back. He was carrying, a well-worn sign that read, 'I will work for food.' My heart sank.
I brought him to the attention of my friends and noticed that others around us had stopped eating to focus on him. Heads moved in a mixture of sadness and disbelief.
We continued with our meal, but his image lingered in my mind. We finished our meal and went our separate ways. I had errands to do and quickly set out to accomplish them. I glanced toward the town square, looking somewhat halfheartedly for the strange visitor. I was fearful, knowing that seeing him again would call some response. I drove through town and saw nothing of him. I made some purchases at a store and got back in my car.
Deep within me, the Spirit of God kept speaking to me: 'Don't go back to the office until you've at least driven once more around the square.'
Then with some hesitancy, I headed back into town. As I turned the square's third corner, I saw him. He was standing on the steps of the store front church, going through his sack.
I stopped and looked; feeling both compelled to speak to him, yet wanting to drive on. The empty parking space on the corner seemed to be a sign from God: an invitation to park. I pulled in, got out and approached the town's newest visitor.
'Looking for the pastor?' I asked.
'Not really,' he replied, 'just resting.'
'Have you eaten today?'
'Oh, I ate something early this morning.'
'Woul d you like to have lunch with me?'
'Do you have some work I could do for you?'
'No work,' I replied 'I commute here to work from the city, but I would like to take you to lunch.'
'Sure,' he replied with a smile.

As he began to gather his things, I asked some surface questions.. Where you headed?'
' St. Louis '
'Where you from?'
'Oh, all over; mostly Florida .'
'How long you been walking?'
'Fourteen years,' came the reply.
I knew I had met someone unusual. We sat across from each other in the same restaurant I had left earlier. His face was weathered slightly beyond his 38 years. His eyes were dark yet clear, and he spoke with an eloquence and articulation that was startling. He removed his jacket to reveal a bright red T-shirt that said, 'Jesus is The Never Ending Story.'
Then Daniel's story began to unfold. He had seen rough times early in life. He'd made some wrong choices and reaped the consequences. . Fourteen years earlier, while backpacking across the country, he had stopped on the beach in Daytona. He tried to hire on with some men who were putting up a large tent and some equipment. A concert, he thought.
He was hired, but the tent would not house a concert but revival services, and in those services he saw life more clearly. He gave his life over to God
'Nothing's been the same since,' he said, 'I felt the Lord telling me to keep walking, and so I did, some 14 years now.'
'Ever think of stopping?' I asked.
'Oh, once in a while, when it seems to get the best of me but God has given me this calling. I give out Bibles. That's what's in my sack. I work to buy food and Bibles, and I give them out when His Spirit leads.'
I sat amazed. My homeless friend was not homeless. He was on a mission and lived this way by choice. The question burned inside for a moment and then I asked: 'What's it like?'
'What?'
'To walk into a town carrying all your things on your back and to show your sign?'
'Oh, it was humiliating at first. People would stare and make comments. Once someone tossed a piece of half-eaten bread and made a gesture that certainly didn't make me feel welcome. But then it became humbling to realize that God was using me to touch lives and change people's concepts of other folks like me.'
My concept was changing, too. We finished our dessert and gathered his things. Just outside the door, he paused. He turned to me and said, 'Come Ye blessed of my Father and inherit the kingdom I've prepared for you. For when I was hungry you gave me food, when I was thirsty you gave me drink, a stranger and you took me in.'
I felt as if we were on holy ground. 'Could you use another Bible?' I asked.
He said he preferred a certain translation. It traveled well and was not too heavy. It was also his personal favorite. 'I've read through it 14 times,' he said.
'I'm not sure we've got one of those, but let's stop by our church and see.' I was able to find my new friend a Bible that would do well, and he seemed very grateful.
'Where are you headed from here?' I asked.
'Well, I found this little map on the back of this amusement park coupon.'
'Are you hoping to hire on there for awhile?'
'No, I just figure I should go there. I figure someone under that star right there needs a Bible, so that's where I'm going next.'
He smiled, and the warmth of his spirit radiated the sincerity of his mission. I drove him back to the town-square where we'd met two hours earlier, and as we drove, it started raining.. We parked and unloaded his things.
'Would you sign my autograph book?' he asked. 'I like to keep messages from folks I meet.'
I wrote in his little book that his commitment to his calling had touched my life. I encouraged him to stay strong. And I left him with a verse of scripture from Jeremiah, 'I know the plans I have for you, declared the Lord, 'plans to prosper you and not to harm you; Plans to give you a future and a hope..'
'Thanks, man,' he said... 'I know we just met and we're really just strangers, but I love you.'
'I know,' I said, 'I love you, too.' 'The Lord is good!'
'Yes, He is. How long has it been since someone hugged you?' I asked.
A long time,' he replied
And so on the busy street corner in the drizzling rain, my new friend and I embraced, and I felt deep inside that I had been changed. He put his things on his back, smiled his winning smile and said, 'See you in the New Jerusalem.'
'I'll be there!' was my reply.
He began his journey again. He headed away with his sign dangling from his bedroll and pack of Bibles. He stopped, turned and said, 'When you see something that makes you think of me, will you pray for me?'
'You bet,' I shouted back, 'God bless.'
'God bless.' And that was the last I saw of him.
Late that evening as I left my office, the wind blew strong. The cold front had settled hard upon the town. I bundled up and hurried to my car. As I sat back and reached for the emergency brake, I saw them.... a pair of well-worn brown work gloves neatly laid over the length of the handle... I picked them up and thought of my friend and wondered if his hands would stay warm that night without them.
Then I remembered his words: 'If you see something that makes you think of me, will you pray for me?'
Today his gloves lie on my desk in my office. They help me to see the world and its people in a new way, and they help me remember those two hours with my unique friend and to pray for his ministry. 'See you in the New Jerusalem,' he said. Yes, Daniel, I know I will...
'I shall pass this way but once.. Therefore, any good that I can do or any kindness that I can show, let me do it now, for I shall not pass this way again.'
Please pass this to people around you which you want to be blessed.
This prayer is powerful and there is nothing attached. Please do not break this pattern. Prayer is one of the best gifts we receive. There is no cost but a lot of rewards. Let's continue to pray for one another. God bless and have a nice day!
'Father, I ask you to bless my friends, relatives and e-mail buddies reading this right now. Show them a new revelation of your love and power. Holy Spirit, I ask you to minister to their spirit at this very moment. Where there is pain, give them your peace and mercy... Where there is self-doubt, release a renewed confidence through your grace, In Jesus' precious Name Amen.'
I'VE Been PRAYING for YOU.
GOD BLESS YOU ALWAYS!!!
Felizardo M. Galang
Educator & I.T. Professional
All that is necessary for the triumph of evil is for GOOD MAN to do nothing.

Felizardo M. Galang
Educator & I.T. Professional
All that is necessary for the triumph of evil is for GOOD MAN to do nothing.

TODAY COUNT

HARI INI DIPERHITUNGKAN...
Hari ni adalah penting... Kita tidak bisa mengulang HARI INI... bahkan kita tidak bisa mengulang beberapa detik yang sudah lewat... Kita tidak dapat menginjak di aliran air sungai yg sama...

Tuhan menciptakan dunia ini dengan melewati HARI HARI, walau keMAHAanNya dapat
memciptakannya dalam itungan detik... Karena Tuhan memperhitungkan setiap HARI adalah proses penciptaan dan penting. Tuhan menghargai hari ini, bagaimana dengan kita?

Hari ini penting, ambilah keputusan yang tepat dan benar karena setiap hari adalah berharga, tanpa HARI INI tidak ada hari esok. PUTUSKANlah yang benar untuk HARI INI